Oleh Stevani Elisabeth
Jakarta - Indonesia memiliki cukup banyak candi sebagai warisan umat manusia. Sayangnya, banyak wisatawan asing dan Nusantara yang hanya berkunjung ke Candi Borobudur. Pada tahun 2009 saja, tercatat sekitar 2,5 juta manusia yang berkunjung ke Candi Borobudur.
Salah satu candi yang tak kalah populernya dengan Candi Borobudur adalah Candi Prambanan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Candi ini merupakan salah satu dari tiga situs yang oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Indonesia memiliki tiga situs warisan budaya dunia, yakni Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran.
Kompleks Candi Prambanan yang tercatat sebagai warisan dunia terdiri atas dua gugus, yaitu gugus Candi Loro Jonggrang yang berlatar agama Hindu, dan gugus Candi Sewu yang berlatar agama Buddha. Lokasi kedua gugus ini memang berdekatan sehingga memberikan kesan satu kesatuan.
Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Junus Satrio Atmodjo menjelaskan ada dua alasan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bekerja sama dengan PT "Runan Wisata Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta Bentara Budaya Jakarta menyelenggarakan pameran Candi Prambanan dan Candi Sewu yang berlangsung di Jakarta 15-24 Januari 2010. Alasan pertama, dengan diselenggarakannya pameran ini diharapkan para wisatawan tidak menumpuk berkunjung ke Candi Borobudur. Kedua, ingin menyajikan kepada pengunjung tentang barang yang sudah berusia 1000 tahun, tapi yang masih tetap indah.
Warisan Budaya
"Candi termasuk warisan budaya. Warisan budaya bukan milik semua bangsa, tetapi milik seluruh umat manusia," ujarnya. Junus menambahkan, sejak ditemukan, Candi Prambanan dan Candi Sewu mengalami pemugaran sehingga dapat berdiri megah dan menjadi objek wisata. Gugusan Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad TK. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka 856 M"Prasasti Siwargrartha" sebagai manifes politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar.
Candi Prambanan ini sering disebut juga Candi Roro Jonggrang (jangkung) karena berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang bertubuh tinggi, yaitu putri Prabu Boko. Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan yang dihiasi dengan relief cerita Ramayana. Candi Prambanan dikenal kembali pada saat seorang Belanda C A Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar.
Usaha pertama kali untuk menyelamatkan Candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerroan pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 baru dimulai pekerjaan yang dipimpin langsung oleh Van Erp untuk Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma. Tahun 1933 berhasil disusun percobaan Candi Brahma dan Wisnu.
Candi Siwa sendiri berhasil dipugar pada tahun 1953, namun gempa bumi pada tahun 2006 telah memporak-porandakan bangunan candi. Namun secara bertahap, bangunan-bangunan yang runtuh tersebut sudah dapat dibangun kembali.
Direhabilitasi
Kepala Balai Pelestarian Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta Herni Pramastuti menjelaskan, saat ini bangunan candi di Kompleks Candi Prambanan. Yang telah direhabilitasi baru dua candi, yakni Candi Garuda dan Candi Nandi. Sementara itu, Candi Angsa dan Candi Siwa belum selesai direhabilitasi.
"Kita harus hati-hati karena itu tinggalan yang tidak mungkin dibuat lagi," lanjut Hemi.
Kepala Balai Pelestarian Purbakala Jawa Ifengah Tri Atmaji menambahkan, di Candi Sewu, dari 240 bilik yang ada hanya ditemukan 50 arca. Sebagian besar arca saat ini ditemukan tanpa kepala. Menurutnya, hingga saat ini pihaknya terus melakukan penelitian apakah bilik yang kosong tersebut areanya raib oleh tangan-tangan jahil atau memang belum terisi saat dibuatnya.
Sementara itu, Dirjen Sejarah dan Purbakala Hari Untoro Drajat mengatakan Candi Prambanan dan Candi Sewu menunjukkan karakter- istik yang berbeda. Candi Prambanan memiliki latar belakang agama Hindu sedangkan Candi Sewu berlatar belakang agama Buddha. Kedua candi tersebut menunjukkan harmonisasi dua agama.
(Sinar Harapan, Sabtu, 16 Januari 2010)