Pengumuman

Bila tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Senin, 23 Maret 2009

Fosil Ular Primitif Memancing Debat Baru

Views


JAKARTA - Sebuah fosil yang ditemukan di Argentina diprediksi sebagai ular paling primitif yang pernah ditemukan. Fosil berkaki dua tersebut mengundang debat anyar di kalangan ilmuwan, apakah ular sesungguhnya hewan darat atau hewan air.

Dari susunan anatominya, fosil ini memperlihatkan bahwa semasa hidup mereka menghuni daratan. Ini terbukti dengan adanya dua kaki. Selama ini, ilmuwan meyakini bahwa ular awalnya adalah hewan menyerupai kadal berkaki empat yang mengalami evolusi sehingga kehilangan keempat kakinya. Namun, ada juga kalangan ilmuwan yang beranggapan bahwa nenek moyang kadal pada dasarnya adalah hewan air.

Temuan baru ini berupa fosil hewan mirip ular yang digali di daerah Patagonia. Usianya diperkirakan sekitar 90 juta tahun.

“Ukuran pastinya masih belum diketahui, namun diperkirakan panjangnya tidak lebih dari tiga kaki,” jelas Hussam Zaher dari of the University of Sao Paulo, Brasil, seperti yang dilansir AP baru-baru ini. Zaher bersama tim ilmuwan Argentina melaporkan temuannya pada jurnal ilmiah Nature teranyar.


Dua Kaki

Ini adalah pertama kalinya ilmuwan menemukan fosil ular dengan sebuah sacrum, yakni sejenis tulang yang mendukung bagian pinggulnya. Bagian tubuh ini diduga sepasang kaki mirip yang dijumpai pada kadal, hanya bedanya kadal memiliki empat kaki.

Dari bentuk anatomi fosil ini dapat digali lebih lanjut kapan kira-kira ular mulai mengalami evolusi anatomi sampai kehilangan kakinya, seperti ular modern yang kita kenal saat ini.

Dari anatomi tersebut juga diketahui baha ular primitof ini hidup di daratan. Kedua kaki itu kemungkinan besar berfungsi sebagai alat penggali tanah karena mereka hidup di atas dan di dalam tanah sekaligus.

“Hanya ada sedikit bukti di masa lalu mengenai perdebatan apakah ular itu hewan darat atau hewan laut. Dan temuan ini menjadi bukti baru yang memperkuat teori yang menyatakan ular adalah hewan daratan,” komentar Zaher. Mungkin juga temuan ini akan menjadi pemicu awal dari perdebatan baru di kalangan ilmuwan yang menganut teori berbeda-beda.

Walau ular primitif memiliki dua kaki, hewan tersebut tetap melata seperti ular yang kita kenal saat ini. Mereka bahkan mempergunakan dua kakinya hanya pada saat tertentu saja apabila memang diperlukan.

Fosil ular ini diberi nama Najash rionegrina. Nama ini berasal dari bahasa Ibrani yang berarti ular, digabungkan dengan nama tempat Rio Negro, lokasi di mana fosil itu digali.

Jack Conrad, ilmuwan dari American Museum of Natural History, New York, menganggap temuan ini sebagai hewan yang fantastis sebab memang belum pernah ada hewan seperti itu di benak ilmuwan. Menurutnya, fosil ini dapat menjadi petunjuk mengenai asal usul ular, bagaimana mereka berevolusi, dan banyak lagi. (merry magdalena)

(Sinar Harapan, 26 April 2006)

Tidak ada komentar:

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA :
EMAIL :
PERIHAL :
PESAN :
TULIS KODE INI :

Komentar Anda

Langganan Majalah Internasional

Jualan Elektronik