Pengumuman

Bila tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Selasa, 17 Maret 2009

Kalender Matahari Sudah Dikuasai Suku Inka Kuno

Views


LONDON - Bisa dikatakan astronomi memang ilmu yang sudah ada sejak zaman purba. Sebuah peninggalan purbakala di Chankillo membuktikannya. Bangunan yang dikenal sebagai Menara Tigabelas itu diperkirakan berusia 2.300 tahun. Menara-menara itu menggambarkan sistem penanggalan matahari suku Inka kuno. Pada setiap menara tertera data seputar pergerakan matahari dan penandaan tanggal-tanggal khusus.

Clive Ruggles, profesor arkeoastronomi dari Leicester University, seperti yang dikutip BBC News mengatakan, “Menara-menara ini sudah diketahui lebih dari satu abad. Tampak aneh selama ini tidak seorang pun yang menyadari apa gunanya selama sekian lama.”

Ruggles sendiri terkejut saat pertama melihatnya dan menduga-duga ketika mengetahui bahwa susunan menara itu diselubungi bentuk busur sinar matahari. Menara Tigabelas ini berbaris dari arah utara hingga selatan di perbukitan rendah.

Struktur empat persegi panjang tersebut berukuran antara 75 dan 125 meter persegi. Membentuk semacam gigi horizontal dengan celah sempit. Ilmuwan juga meneliti jarak bentangan 230 meter dari timur ke baratnya. Dari sini terlihat adanya hubungan antara menara-menara itu dengan posisi terbit dan terbenamnya matahari sepanjang tahun.

“Sebagai contoh, jika kita berdiri di titik observasi barat, kita dapat melihat matahari terbit di pagi hari. Dan itu akan terus terlihat di sepanjang menara-menara tergantung waktu tahunnya,” jelas Ruggles.

Pada titik balik matahari di musim kering, yakni bulan Desember di Peru, kita akan melihat matahari di sebelah kanan sebagian besar menara. Di titik balik matahari musim dingin, yakni bulan Juni, kita akan melihat matahari terbit di sebelah kanan.

Ini mengartikan bahwa peradaban kuno sudah memiliki sebuah kalender regular. Sistemnya dengan melacak nomor hari-hari dari gerakan matahari dari satu menara ke menara lainnya.

Situs menara ini membentang seluas empat kilometer persegi, dipercaya sebagai pusat seremonial yang dibuat pada abad ke-4 sebelum Masehi. Lokasi tepatnya di dekat pantai Peru, muara sungai Casma-Sechin. Di sini banyak terdapat bangunan dan pusat perbelanjaan sehingga menara tersebut menarik perhatian.

Salah satu penelitinya, profesor Ivan Ghezzi dari National Institute of Culture, Peru, yakin bahwa penduduk yang dulu menetap di lokasi itu adalah para pemuja matahari. Menara-menara itu dipakai untuk menandai hari-hari istimewa dalam sistem kalender matahari mereka. Mengenai titik observasi di arah barat dan timur sendiri Ruggles menduga kuat ada sejenis ritual yang mengharuskan anggota melalui arah-arah tersebut. Ada juga orang-orang tertentu yang berperan sebagai pendeta atau pemimpin ritual yang bertugas mengamati matahari terbit. (mer)

(Sumber: Sinar Harapan, Senin, 5 Maret 2007)

Tidak ada komentar:

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA :
EMAIL :
PERIHAL :
PESAN :
TULIS KODE INI :

Komentar Anda

Langganan Majalah Internasional

Jualan Elektronik