Pengumuman

Bila tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Sabtu, 21 Maret 2009

Keris Indonesia Raih Penghargaan UNESCO

Views


Oleh: John JS

Jakarta – Keris sebagai simbol kebudayaan, filosofi dan mistik kini telah resmi diakui sebagai karya agung warisan manusia oleh UNESCO, lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang budaya. Koichiro Matsuura selaku Direktur Jenderal UNESCO menganugerahkan sertifikat Keris sebagai World Intangible Cultural Heritage kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (2/12) siang.

Kejadian ini menandakan Keris berada dalam daftar terbaru tahun 2005, bersama 43 Masterpiece Oral and Intangible Heritages of Humanity dari berbagai pelosok negara. Di antaranya adalah The Art of Chinese Xinjiang Uyghur Muqam (Cina), Cocolo dancing drama Tradition (Republik Dominika), Rabinal Achi Ballet (Guatemala), Ramlila: the traditional performance of the Ramayana (India), The A Tenore Song of the Sardinian pastoral culture (Italia), Kabuki (Jepang), Vombuza Healing Dance (Malawi), Gule Wamkulu (Malawi, Mozambik dan Zambia), MakYong (Malaysia), The Cultural space of the Yaaral and Degal (Mali), The Moussem of Tan-Tan (Maroko), Chopi Timbila (Mozambik), Fujara–Musical Instrument and Its Music (Slowakia), The Mevlevi Sema Ceremony (Turki),dan The Makishi Masquerade (Zambia)

Selain dinilai memiliki tradisi panjang, fungsi sosial, nilai seni, falsafah sampai aspek mistik, keris juga merupakan budaya yang khas Indonesia. Di samping itu, ada tempat khusus bagi keris di kehidupan keraton, utamanya dalam hal seremonial. Pola pengembangannya juga ternilai unik karena berdasarkan cara getok tular. Menurut catatan pakar keris Haryono Haryoguritno, UNESCO pernah mengajukan usulan terdahulu, karena keris memiliki peluang meraih sertifikat penghargaan seperti wayang yang sudah diterima UNESCO lebih dulu sebagai karya agung non-bendawi (2003). Untuk itu, keris perlu dilengkapi keterangan berbagai narasumber teruji dari seluruh Indonesia, sesuai persyaratan UNESCO.

Sebagai salah satu dari 43 masterpiece lainnya, keris terlebih dulu diajukan kepada Direktur Jenderal UNESCO dengan18 anggota juri yang diketuai Pangeran Basma Bint Talal dari Yordania. Para juri melakukan pertemuan pada 20-24 November lalu dan menguji 64 kandidat nasional dan multinasional. Sejumlah 47 masterpiece telah dinyatakan keabsahannya pada tahun 2001 dan 2003. Sebanyak 27 di antaranya telah menikmati dukungan UNESCO dalam bentuk perlindungan bagi yang menerima bantuan dana dari Jepang.


Pertalian Budaya

Peran penyebaran informasi keris dianggap begitu penting oleh pembina Yayasan Damartaji (Persaudaraan Penggemar Tosan Aji) itu. Pada kesempatan itu disinggung pula ihwal pertalian budaya antara keris, batik, wayang, gamelan dan tari.

Sisi penting pada keberadaan keris juga termasuk dengan unsur ke-Islaman, karena bermuatan kaligrafi, ayat kursi dan lain sebagainya. “Tuhan juga menciptakan manusia dengan besi. Maka tiada hubungannya keris dengan musyrik,” ujar pria tua bersemangat tinggi itu.

Keris juga dikaitkan Haryono dengan perubahan sikap budaya yang bertahap, sehingga tidak terjadi kejutan budaya dalam tugas penyebaran agama di masa lalu. Sudah tentu keris mengandung filosofi menarik dan religius. Hal itu sudah dimulai saat keris berada dalam sarungnya. Demikian penjelaskan Haryono, yang bermakna menyatukan titik pandang mahluk dengan Sang Pencipta.

(Sinar Harapan, Sabtu, 3 Desember 2005)

Tidak ada komentar:

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA :
EMAIL :
PERIHAL :
PESAN :
TULIS KODE INI :

Komentar Anda

Langganan Majalah Internasional

Jualan Elektronik