Pengumuman

Bila tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Selasa, 17 Maret 2009

Manusia Purba China Hasil Kawin Campur

Views


JAKARTA-Siapakah nenek moyang manusia yang berasal dari Asia Timur? Pertanyaan itu bisa segera terjawab setelah ilmuwan meneliti fosil manusia purba di China. Temuan ini memberi pencerahan ikhwal misteri bagaimana nenek moyang kita menguasai bagian Timur, suatu gerakan yang masih sedikit dipahami pakar antropologi.

Ada sekitar 34 potongan tulang yang diduga berasal dari satu tubuh di Gua Tuanyuan, dekat Beijing. Detail temuan ini dipublikasikan di jurnal “Proceedings of the National Academy of Sciences”.

Data radiokarbon memperlihatkan bahwa manusia purba tersebut hidup sekitar 42.000-39.000 tahun lampau. “Ini merupakan periode kritis bagi pemahaman penyebaran manusia modern di seluruh dunia. Kami punya dua jenis data tentang fosil manusia dari Asia bagian timur,” kata profesor Erik Trinkaus dari Washington University di St Louis, Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, para antropolog pernah menemukan sejumlah fosil purba dari gua Niah dari Sarawak, Kalimantan. Kali ini, spesimennya ditemukan di China, dan jika penggalian diteruskan ke arah barat, maka akan ditemukan spesimen dari Lebanon.

Menurut teori “Out of Africa”, manusia modern atau Homo sapiens berasal dari Afrika Timur. Mereka menyebar ke senatero dunia sekitar 70.000 tahun silam, menggantikan populasi manusia sebelumnya seperti Neanderthals. Sebagian ada juga yang melakukan kawin campur antarkeduanya.

Fosil di Tianyuan ini memperlihatkan fitur diagnosis dari manusia modern. Namun, Trinkaus beserta timnya berargumen bahwa tulang belulang tersebut juga menampilkan karakteristik fitur spesies manusia yang lebih awal, terutama dari gigi bagian depan yang relatif lebih besar daripada manusia modern.


Kontroversial

Penjelasan paling logis dari fakta ini adalah adanya kawin campur antara manusia modern awal yang berasal dari Afrika dengan populasi manusia yang sudah tiba lebih dulu di Eropa dan Asia. “Pertanyaannya, dari mana asal mereka ini jika bukan berasal dari hasil kawin campur,” ungkap Trinkaus.

Bukti dari fosil binatang membuktikan adanya dua jenis spesies yang memiliki relasi dekat pernah terpisah setidaknya dua juta tahun, tapi mereka mampu melakukan kawin campur dan menghasilkan keturunan. Misalnya saja kucing liar Skotlandia yang dapat berasimilasi dengan populasi kucing domestik.

Kucing liar dan kucing domestik adalah spesies yang tyerpisah selama ratusan tahun dan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Namun mereka tetap mampu menghasilkan keturunan. Hal yang serupa dapat saja terjadi pada spesies manusia.

Ide tentang adanya kawin campur antara manusia modern dengan manusia purba sangat kontroversial. Para pakar palaeantropologi lain berpendapatbahwa fitur pada fosil Tianyuan bisa saja berasal dari nenek moyang manusia Afrika. Temuan ini juga menjadi bukti penting bagi teori awanya kawin campur tersebut.

Manusia Tianyuan purba ini diprediksi berusia antara 40-50 tahun saat meninggal. Sayangnya minimnya data dari tulang panggul membuat sulit ditentukan apakah ia lelaki atau perempuan. Fosil ini juga memperlihatkan bahwa manusia ini terserang sejenis penyakit, sebab ada sejumlah gigi yang hilang waktu ia meninggal. Hal yang aneh mengingat usianya masih belum terlalu lanjut. (mer)

(Sumber: Sinar Harapan, Rabu, 4 April 2007)

Tidak ada komentar:

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA :
EMAIL :
PERIHAL :
PESAN :
TULIS KODE INI :

Komentar Anda

Langganan Majalah Internasional

Jualan Elektronik