Pengumuman

Bila tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Minggu, 15 Maret 2009

“Penampakan” Raja Tutankhamun

Views


Luxor – Setelah dibalut kain mumi dan tertutup peti emas selama lebih dari tiga ribu tahun, Raja Tutankhamun dari Mesir sejak Minggu (4/11) kembali tampil di muka umum. Tentu saja “King Tut” - demikian para ilmuwan Barat menyebut – kali ini tampil dalam keadaan tidak bernyawa. Penampilan kembali King Tut di Kota Luxor tersebut berkat kerja keras para arkeolog selama bertahun-tahun dengan dukungan teknologi canggih.

Dengan hati-hati, mereka berhasil membuka balutan kain linen yang selama ribuan tahun menutup mayat raja yang hidup antara tahun 1341 sampai 1323 Sebelum Masehi dan konon wafat di usia 19 tahun tersebut.

Sampai kini baru bagian kepala dan kakinya yang berhasil diungkap dan selanjutnya King Tut disimpan di suatu peti kaca yang didesain khusus agar mayat tersebut tidak hancur.

“Kini saya bisa menyatakan untuk pertama kalinya bahwa mumi tersebut aman dan dirawat dengan baik. Kini para turis yang mengunjungi makamnya akan bisa melihat wajah Tutankhamun untuk kali pertama,” kata pengelola museum, Zahi Hawass dari dalam makam King Tut yang panas dan lembab.

“Wajah si bocah emas tersebut tampak mengagumkan. Dia memiliki daya magis dan misteri,” lanjut Hawass. Dia mengungkapkan bahwa tim ilmuwan sejak lebih dari dua tahun lalu bekerja memperbaiki mumi King Tut yang rusak dimakan waktu. Banyak potongan tubuhnya yang sudah hancur hingga 18 bagian. Selain faktor alam, mayat King Tut juga rusak akibat ledakan bom saat arkeolog Inggris, Howard Carter, kali pertama menemukannya lebih dari 85 tahun silam.

Selain makamnya dibom, topeng emas penutup wajah King Tut juga dicabut paksa. Para arkeolog termasuk Hawass di satu sisi patut bergembira atas keberhasilan mereka membuka kain mumi di kepala dan kaki King Tut tanpa menimbulkan kerusakan. Di sisi lain, mereka khawatir bahwa mumi King Tut bisa saja rusak parah saat dipamerkan di depan umum di dalam peti kaca. Apalagi museum piramid di Luxor dikunjungi ribuan turis setiap bulan.

“Tingkat kelembaban dan panas akibat banyak orang yang memasuki makam dan udara yang mereka hembus akan membuat mumi menjadi abu. Beruntung, satu-satunya bagian yang masih bagus dari mumi tersebut adalah wajahnya. Kami perlu merawat wajahnya,” kata Hawass, yang berbicara sambil menggunakan topi koboi mirip tokoh petualang dari film terkenal, Indiana Jones. Maka Hawass khawatir bahwa dalam jangka waktu 50 tahun, mumi King Tut bisa hancur menjadi abu.


Ungkap Misteri

Dari sekian mumi yang ada di Luxor, King Tut memang paling mengundang pesona para pengunjung. Dia bukanlah raja yang sangat berkuasa dan tidak menghasilkan peran penting. Namun, ada banyak cerita seputar mumi King Tut, yang memimpin Kerajaan Mesir periode 1333–1322 Sebelum Masehi. Selain piramida yang menjadi makam King Tut menyimpan banyak perhiasan emas dan batu berharga, kematiannya masih mengundang misteri - apakah karena sakit atau dibunuh. Selain itu, sempat berkembang rumor bahwa Carter dan timnya satu per satu mati akibat kutukan King Tut karena mereka telah merusak makamnya.

Kendati dibantah oleh para ilmuwan, rumor tersebut turut mendongkrak rasa ingin tahu para turis dan buku-buku serta film dokumentasi yang mengulas kehidupan King Tut, yang memimpin Kerajaan Mesir sejak usia delapan tahun sampai wafat. Dalam beberapa tahun terakhir, para arkeolog turut penasaran mengungkap misteri wafatnya King Tut. Pada tahun 2005, mereka memindahkan mumi King Tut dari petinya ke suatu mesin pemindah (CT scan) selama 15 menit untuk dipotret dalam tiga dimensi.

Pemindaian tersebut merupakan kali pertama dilakukan atas sebuah mumi Mesir. Hasilnya, Tutankhamun pastinya wafat bukan karena dibunuh. Namun, tetap saja para ilmuwan belum bisa memastikan penyebab kematiannya, yang terjadi sekitar 1323 Sebelum Masehi.

Para pakar, termasuk Hawass, masih menduga bahwa beberapa hari sebelum tewas King Tut menderita patah tulang pada paha bagian kiri. Tampaknya gara-gara suatu kecelakaan sehingga raja tersebut menderita infeksi parah pada luka di kakinya. Mesin CT scan tersebut juga mengungkapkan kondisi mayat King Tut, yang tampaknya saat itu diberi asupan makanan yang baik dan sehat. Tubuhnya saat wafatnya diperkirakan setinggi lima kaki dan enam inci.

Hawass mengungkapkan kini para pakar sedang meneliti asal usul dan keluarga King Tut. Apakah dia berstatus anak atau saudara tiri Akhenaten, seorang raja bid'ah yang secara revolusioner memperkenalkan pemujaan monotisme (percaya kepada satu Tuhan) kepada bangsa Mesir Kuno dan putra Raja Amenhotep III.

Pengungkapkan wajah King Tut tersebut pada akhirnya membuat pemerintah Mesir senang karena yakin dapat mendongkrak pendapatan dari sektor pariwisata saat makin banyak turis yang penasaran ingin melihatnya.

Namun, tampaknya tidak semua turis yang antusias mendengar kabar wajah King Tut sudah bisa disaksikan secara langsung.

“Menurut saya, dia seharusnya tetap dibiarkan sendiri dalam suasana damai,” kata seorang turis Inggris, Bob Philpotts, yang baru melihat mumi King Tut sebelum wajahnya diungkap, Minggu. “Ini merupakan tempat peristirahatannya dan dia seharusnya tetap dibiarkan di makamnya,” lanjut Philpotts. (ap/ren)

(Sumber: Sinar Harapan, 5 November 2007)

Tidak ada komentar:

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA :
EMAIL :
PERIHAL :
PESAN :
TULIS KODE INI :

Komentar Anda

Langganan Majalah Internasional

Jualan Elektronik