Pengumuman

Bila tidak ada di blog ini, silakan kunjungi hurahura.wordpress.com

Selasa, 17 Maret 2009

Situs Patiayam Mungkin dari Sana Nenek Moyang Wong Jawa Berasal

Views


Kudus - Di daerah Jawa Tengah ternyata banyak kehidupan masa lampau yang belum terkuak. Ada situs Sangiran di Kabupaten Sragen yang kaya dengan fosil binatang purba, manusia purba, hingga bebatuan purba. Kemudian di Patiayam, Kudus, ternyata juga tidak kalah kayanya dibandingkan Sangiran.

Mirip Sangiran, di Patiayam juga banyak ditemukan fosil binatang purba seperti gajah purba, rusa purba, badak purba, dan lain-lainnya. Dan yang mengejutkan adalah di Patiayam juga ditemukan fosil manusia purba jenis Homo Erectus alias manusia purba (manusia kera?) yang telah berjalan tegak.

Sebenarnya keberadaan situs Patiayam sudah diketahui sejak masa penjajahan dulu. Kala itu banyak peneliti Belanda yang mendaki pegunungan Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo. Nah, saat turun mereka banyak membawa tulang-tulang besar yang oleh penduduk setempat disebut tulang buta (raksasa). Sebenarnya tulang belulang tersebut adalah fosil. Siapa tahu, tulang manusia purba itu bisa jadi merupakan nenek moyang penduduk setempat.

Penelitian lebih serius baru dilakukan oleh peneliti Indonesia pada tahun 1979. Waktu itu Prof Yahdi Yaim dari Geologi ITB Bandung menemukan gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia jenis Homo Erectus. Hasil temuan itu kemudian disimpan di Museum Arkeologi ITB, Bandung. .

Peneliti dan penduduk setempat juga menemukan sejumlah tulang belulang binatang purba, seperti Stegodon Trigonochepalus (sejenis gajah purba), Elephas SP (juga sejenis gajah), Cervus Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), serta binatang-binatang purba lain seperti badak, macan serta kerbau. Semua fosil itu diduga sudah berusia antara 1 juta atau 700.000 tahun yang lalu.

Lalu pada April 1981, tim arkeologi Yogyakarta menemukan dua gading gajah purba berukuran panjang 2,5 meter dan berdiameter 15 sentimeter, yang saat ini disimpan di Museum Ronggowarsito Semarang. Fosil ini diperkirakan berumur 700.000 tahun hingga 1 juta tahun.

Ada 20 titik yang menjadi pusat penemuan fosil purba itu. Forasmasi di gunung Slumprit dan sekitarnya merupakan kawasan yang paling banyak ditemukan fosil purba tersebut. Fosil-fosil itu berusia antara 500.000 hingga 1 juta tahun.

Pada 13–22 November 2007 lalu, Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan sebuah kerangka gajah purba dan tiga kapak batu purba yang merupakan alat batu dari manusia purba saat itu. Penemuan ini merupakan hal yang penting.

Tim pimpinan Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto itu, menunjukkan bahwa Patiayam merupakan situs hominid lengkap, karena ditemukan fosil manusia, fauna dan alat batu.

Sayangnya, meski banyak fosil sudah ditemukan, perhatian Pemerintah Kabupaten Kudus terhadap keberadaan situs tersebut masih belum maksimal. Buktinya, fosil-fosil itu hanya disimpan secara sembarangan di rumah penduduk setempat.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus memberi alasan bahwa pengelolaan situs Patiayam saat ini masih terkendala status kepemilikan tanah. Sebagian besar areal situs itu milik Perhutani KPH Pati. Bila status tanah nanti sudah menjadi milik Pemerintah Kabupaten Kudus, baru akan dikembangkan menjadi kawasan wisata arkeologi dan geologi. (djo)

(Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 29 Desember 2007)

Tidak ada komentar:

BUKU-BUKU JURNALISTIK


Kontak Saya

NAMA :
EMAIL :
PERIHAL :
PESAN :
TULIS KODE INI :

Komentar Anda

Langganan Majalah Internasional

Jualan Elektronik